Senin, 04 Oktober 2021

Menulis jadi Passion

                                 BERKARYA dengan PASSION

Hai kawan literasi,

"Hidup itu seperti ketapel, harus mundur dulu kebelakang untuk bisa sampai dan maju kedepan, yuk mainkan ketapelmu!"

Mungkin kalian ingin menulis tapi bingung mulai dari mana yah? Aku juga. Nah kali ini coba belajar menulis pengalaman dan menjadikannya sebagai passion. Pengalaman belajar ini didapat dari tim solid omjay di PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI.

Judul.            : PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Resume ke-  : 1
Gelombang  : 21
Tanggal        : 04 Oktober 2021
Tema            : Menjadikan menulis sebagai Passion
Narasumber : Dra.Sri Sugiastuti,M.Pd
Moderator    : Maesaroh
Writing is my passion. Passion, passion, passion.. kata yang cukup familiar ditelinga kita. Tapi kalau mau lebih membumi sebut saja minat. Minat itu apa? Minat adalah semangat yang bisa menarik dan mendorong kita untuk belajar akan suatu hal. Ya seperti pelatihan online malam ini yang banyak diminati orang apalagi di masa pandemi sekarang ini. Terbukti pelatihan menulis yang di prakarsai oleh omjay bersama PGRI ini sudah masuk ke gelombang 21 dan 22. Pandemi membuat kita terbatas untuk berinteraksi langsung. Lewat tulisan kita dapat berkomunikasi dan berbagi. Bisa menulis, apalagi tulisan kita dapat dijadikan sebuah buku, begitu membuat saya tertarik dan terdorong untuk mencoba. Tetapi, bisa menulis, apa specialnya ya?

Achievement apa saja yang membuat bangga menjadi seorang penulis? Menyimak materi paparan narasumber malam ini, Bu Kanjeng, begitulah sapaan akrab beliau. Menurut beliau, seseorang yang memiliki kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berfikir. Artinya sebagian besar orang akan menilai kita cerdas. Bahkan hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial. Wah keren ya. Sepertinya akan menjadi mudah jika kita jauhkan kendala dan hambatan yang ada. Tapi mulai dari mana? Mulai dengan apa?


Kita bisa memulainya dari membangun motivasi. Ciptakan motivasi asas manfaat. Seperti hadis nabi, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain. Menjadi bermanfaat tidak harus memiliki harta, tidak harus memiliki jabatan, dan tidak harus hebat. Kalau syarat 'bermanfaat' seperti itu maka hanya orang kaya dan pejabat yang bisa bermanfaat. Tidak usah muluk-muluk, menulislah kemudian tulisan kita banyak yang membaca dan menjadi inspirasi bagi banyak orang itu sudah bermanfaat sekali.

Terlepas nanti tulisan yang kita buat efek gaungnya banyak diminati atau tidak, yang penting sudah ada niat baik. Langkah baiknya jika kita ingin menulis adalah sangat sederhana dan mudah asal kita sudah punya passion atau minat. Ide bisa kita comot dari mana saja. Berikut langkah persiapan menulis yang Bu Kanjeng berikan malam ini :

Setelah langkah tersebut kita jalani, yang harus kita lakukan adalah jangan risau, yakin saja buku yang kita tulis akan bertakdir baik. 
Wah buku-buku yang berbuah manis, menjadi karya hidup yang bisa diwariskan dari generasi ke generasi. Untuk mengembangkan passion menulis tentunya kita harus memiliki wawasan yang luas dan kaya bahasa. Tidak hanya itu, apabila ingin menjadi seorang penulis ada 5 hal lagi yang perlu ditumbuhkan :
1. baca buku
2. niat
3. berani
4. disiplin
5. konsisten
Nah, bagiku, bergabung ke komunitas menulis adalah suatu keharusan. Sebab, lewat komunitas menulis, kita bisa terpacu, lebih semangat dan konsisten dalam membuat tulisan. Tak hanya membuat aku lebih semangat menulis, kita pun berkesempatan untuk bisa terkoneksi dengan para penulis andal. Seperti Bu Kanjeng yang sudah menerbitkan buku-bukunya dan dikenal banyak orang karena tulisannya. Beruntung sekali aku bisa belajar banyak malam ini. Terimakasih Bu Kanjeng, kawan literasi, tim solid omjay dan PGRI.

Senin, 02 Agustus 2021

Gesit Merespon Perubahan

 Senin, 2 Agustus 2021

 GESIT MERESPON PERUBAHAN

     Terbatasnya mobilitas masyarakat untuk melakukan kegiatan yang biasa dilakukan sebelum pandemi, menimbulkan beberapa perubahan perilaku. Sektor pendidikan,ekonomi, sampai sosial budaya pun dibuat pincang. Bangsa Indonesia yang dikenal dengan keanekaragaman budaya yang besar dan unik pun harus disadari kini mengalami revolusi dan evolusi hampir di setiap daerah. Revolusi maupun evolusi budaya yang terjadi akibat wabah virus corona ini, merupakan bagian dari relativitas kebiasaan atau gaya hidup yang kapan pun bisa berubah.

        Dampak yang terjadi akibat perubahan gaya hidup baru ini membuat banyak penerbit yang gulung tikar. Namun berbeda halnya dengan penerbit Andi. Berkat kemampuan yang gesit merespon perubahan besar yang terjadi, Penerbit Andi dapat suvive ditengah kondisi pandemi seperti sekarang ini. Beruntung sekali, malam ini di kelas pelatihan belajar menulis bersama PGRI asuhan omjay mendatangkan narasumbernya langsung.


 Judul                :  PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI asuhan Omjay

Resume ke-       : 10

Gelombang       : 19 & 20

Tanggal             : 02 Agustus 2021

Tema                 : Pemasaran Buku

Narasumber      : Agus Subandana, S.E., M.M.

Moderator         : Aam Nurhasanah, S.Pd

        Memang suatu keberuntungan yang tiada tara bisa bergabung di kelas omjay, malam ini kita bisa belajar langsung dari pihak penerbit Andi, yuk kenalan dengan beliau yang begitu luarbiasa.

         Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana  penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak-anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku. Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.

           Penerbit Andi Offset telah menerbitkan buku cukup banyak dengan kategori beragam, mulai dari kategori buku anak, buku bisnis, buku pertanian, novel, hingga buku teks. Dengan banyaknya buku yang telah diterbitkan bagaimanakah pemasaran yang dilakukan? mengingat kondisi sekarang ini, pandemi masih mengintai ibu pertiwi.  

animasi-bergerak-menggambar-0024           

            Gesit dalam merespon perubahan merupakan hal yang dilakukan oleh penerbit Andi. Selain itu, kemampuan transformasi teknologi menjadi salah satu keunggulan penerbit Andi hingga dapat merespon dengan baik perubahan yang terjadi. Gesit dalam merespon perubahan dan memiliki kemampuan transformasi teknologi pun ternyata tidak cukup, dibutuhkan pula strategi dan konsep yang apik dalam pemasaran sehingga dapat bertahan dan berkembang meski ditengah masa pandemi seperti ini. Strategi yang unik digunakan oleh penerbit Andi yaitu strategi serangan udara (online) dan strategi serangan darat (offline) yang masing-masing strategi tersebut terkonsep dengan sangat apik. Wah hebat ya.

           Jika kita kaitkan dengan kehidupan kita, janganlah menyalahkan keadaan, justru kitalah yang harusnya mampu beradaptasi melihat keadaan dengan cara belajar, berkolaborasi, berkreasi, berinovasi dan berkomunikasi dengan baik.  Di masa pandemi ini komunikasi kita banyak dilakukan secara virtual dan tanpa komunikasi secara langsung. Saatnya kita jadikan setiap langkah kita relevan dalam merespon perubahan sehingga mampu melewati pandemi ini. "Bukanlah yang terkuat atau yang terpintar yang dapat bertahan, melainkan mereka yang paling mampu beradaptasi dengan perubahan." Kutipan dari sebuah buku yang pernah saya baca. Kutipan siapa hayo? mari kita perkaya literasi kita.

 

  




Sabtu, 31 Juli 2021

Terbitkan Mahkota Penulis

Rabu, 28 Juli 2021

MENGUKIR JEJAK HIDUP

 
                            
            Menjadi seorang guru sekaligus penulis adalah suatu anugrah kemuliaan yang tiada tara. Terlebih jika kita dapat menelurkan karya-karya berupa buku yang bermanfaat bagi orang lain. Sebagai seorang guru, seringkali merasa tidak puas terhadap buku pelajaran yang terlalu mahal dan tidak memenuhi kebutuhan murid-murid. Berbekal keinginan mempermudah murid-murid dan mempunyai pengetahuan setelah bergabung belajar menulis bersama PGRI asuhan omjay, mengikuti jejak senior dan narasumber yang ada, ingin sekali rasanya menyatukan kedalam sumber yang praktis. Beruntung, dunia penerbitan buku telah semakin dapat dijangkau oleh penulis sekarang ini. Seperti penyampaian naramber hebat malam ini Pak Thamrin Dahlan
 
Judul                  : PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI asuhan Omjay
Resume ke-        : 8
Gelombang        : 19 & 20
Tanggal              : 28 Juli 2021
Tema                  : Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan
Narasumber       : Thamrin Dahlan, SKM, M.Si
Moderator          : Mr. Bams

    
 

 
                        
 Tersentak hati dan kolbu ini mendengar penyampaian narasumber malam ini
 
                                    Harimau mati meninggalkan belang
                                    Gajah mati meninggalkan gading
                                    Manusia wafat meninggalkan nama
                                    Manusia wafat meninggalkan nama
                                    Masalahnya nama manusia itu tercantum dimana?
                                    Apakah hanya dibuku nikah?
                                    Buku Tabungan?
                                    Buku yasin?
                                    Batu nisan? 
                                    Kenapa tidak kita cantumkan nama di cover depan sebuah atau beberapa buah                                        buku? Sesungguhnya buku ber ISBN  adalah tanda bukti seorang manusia                                                 pernah                                                                       hadir di muka bumi ini.
 
                   
Memang luarbiasa Pak Thamrin Dahlan, narasumber malam hari ini sangat mampu memberi pandangan tentang menerbitkan sebuah buku bagi seorang penulis dan bagaimana caranya agar seorang penulis memiliki mahkotanya. Melalui Yayasan  Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD), kita dapat menerbitkan buku ber ISBN tanpa biaya. Guru sebagai sang arsitek peradaban hendaknya mulai bergerak mewujudkan peradaban bumi kita dengan menulis dan menerbitkan buku.

            Sebetulnya nenek moyang kita terdahulu telah mengajarkan kita budaya "menulis". Walaupun menuliskannya menggunakan media batu yang sekarang ini kita kenal sebagai prasasti. Tak terbayang olehku, mana mungkin kita tahu bahwa kerajaan tertua di Indonesia adalah Kerajaan Kutai. Seandainya nenek moyang kita tidak menulis prasasti, mana mungkin kita bisa merangkai sejarah bangsa kita sendiri, dari zaman Mataram, Singasari, Majapahit, dll. Pahlawan emansipasi wanita R.A Kartini pun tidak akan setenar sekarang bila ia tidak menulis. Berkat hasil tulisan surat-surat R.A kartini yang dikirim ke Abendanon di Belanda, kita jadi tahu buah pikir beliau tentang emansipasi wanita yang kemudian dijadikan buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Maka,           
Mari kita tinggalkan jejak kita di dunia, dalam bait-bait kalimat kebaikan. Pahatkanlah ia dalam sebuah karya, dan biarkan ia tumbuh menjadi pohon ilmu yang selalu berbuah kebaikan. Sebagai penulis, segera ciptakan mahkotamu! karena buku adalah mahkota penulis, dan buku merupakan muara dari sebuah tulisan. Terimakasih.




Jumat, 30 Juli 2021

Kupas Kulit Penerbit

Senin, 26 Juli 2021

Melesatkan Buku Karya Penulis

 Ingin bukumu segera terbit? Lekas wujudkan!

                Semangat ini terus bergulir untuk segera menerbitkan buku, terimakasih kepada omjay yang memberikan kesempatan untuk dapat bergabung belajar menulis PGRI asuhan omjay, sehingga kami dapat terhubung dan saling mendukung dengan para penulis se-Indonesia Raya. 

           Salam sehat dan bahagia. Senang sekali malam ini aku kembali dipertemukan dengan narasumber hebat, sehingga langkahku dalam menerbitkan buku semakin mudah.

Judul              : PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI

Resume ke-    : 7 

Gelombang    : 19 & 20

Tanggal          : Senin, 26 Juli 2021

Tema              : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber   : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd

Moderator      : Aam Nurhasanah, S.Pd

 

            Ada banyak alasan mengapa semangat menulis buku bisa luntur? salah satunya karena penerbit. Akankah buku yang kita tulis bisa segera diterbitkan? Pertanyaan tersebut terjawab malam ini. Pak Brian, narasumber kelas belajar menulis PGRI asuhan omjay, malam ini beliau mengupas penerbit yang dapat segera menerbitkan buku-buku yang ingin kita terbitkan. Kenalan dengan Pak Brian yang luarbiasa https://www.praszetyawan.com/p/profil.html

Nulis langsung terbit, kapan lagi?

           Menulis buku belum keren jika belum diterbitkan oleh penerbit buku. Penjelasan yang Pak Brian berikan sudah sangat jelas bahwa semua persyaratan kita penuhi dahulu, kemudian pastikan tulisan menggunakan teknik dan cara membuat buku yang baik dan benar adalah merupakan syarat mutlak agar mudah diterima penerbit, saya kira apalagi yang harus dikhawatirkan. Mengapa menerbitkan buku semakin mudah? karena sekarang ada penerbit indie. Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, dan Elexmedia. Saat ini solusi bagi penulis pemula bisa melalui penerbit indie, salah satunya yaitu penerbit GEMALA.         

            Menjadi penulis tanpa tahu apa itu sebuah penerbitan terasa aneh menurut saya, karena penerbitlah yang akan mengapresiasi karya kita pertama kali dan bersedia menjadi rekan kita dalam melesatkan karya kita. Terimakasih kepada Pak Brian yang telah memberikan pencerahan bagi kami para penulis baru. Jadi, jika kita memulainya dengan cara yang tepat, kita akan dapat mewujudkan mimpi menerbitkan buku dalam waktu cepat. Melalui penerbit indie yaitu Penerbit Gemala, Pak Brian banyak membantu menerbitkan buku karya rekan-rekan pelatihan belajar menulis, berikut buku yang diterbitkan dapat dilihat : https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2021/06/galeri-buku-karya-peserta-belajar.html

Semangat menulis bagi para guru Indonesia.


 


 

 

Minggu, 25 Juli 2021

Semerbak ilmu dari harumnya soto

animasi-bergerak-alat-makan-sendok-garpu-0011

Soto campur budaya

       

        Apa yang membuat seseorang rindu pulang kampung? seseorang rindu pulang kampung terkadang karena makanan khasnya. Tetapi bagi yang rindu soto, tidak perlu pulang kampung, soto begitu mudah dijumpai. Di pujasera, mall, pelosok kampung, bahkan di dalam pasar sering kita temui makanan khas nusantara ini karna soto merupakan makanan rakyat. Pemasarannya dari kalangan bawah hingga menengah atas. harganya berkisar Rp.10.000,- sampai Rp. 35.000,- tergantung komponen isi dan lokasi pemasarannya.

        Biasanya isi semangkuk soto terdiri dari ayam, ceker, daging, ataupun jeroan,  dengan dipadu bumbu rempah seperti kunyit, ketumbar, laos, kemiri, merica, bawang merah, bawang putih, daun sereh, daun jeruk, dan garam. Sedangkan bahan pelengkapnya bisa mi soun, touge, ataupun kol.

        Siang ini cuaca begitu terik, kudengar suara getar aneh dalam perutku, sembari aku mengambil obat laperku di meja makan, seraya aku melihat hp ku yang juga penuh getaran, ah mana mungkin hp ku juga terserang lapar. Begitu membuka hp betapa terkejutnya aku, nampak kiriman semangkuk soto nan menggugah yang membuat getaran perut ini semakin naik level. Kuah soto itu dipercantik kunyit sehingga kuning selayaknya warna emas mencorong menyihir imajinasi, betapa segarnya terbayang. 

         Omjay, dalam grup belajar menulis PGRI asuhannya, minggu 25 Juli 2021

      Kali ini beliau membuat challenge, untuk menuliskan tentang gambar yang beliau kirim. Semangkuk soto. Saatnya tuangkan inspirasi dan motivasi lalu seduh dalam tulisan. Inspirasinya gambar soto, motivasinya hadiah dari sang guru Bloger Indonesia.

      Namanya juga makanan khas nusantara, sudah pasti soto ayam ada di setiap daerah. Tentu saja sensasi rasa beserta tampilan soto ayam di setiap daerah bisa berbeda. Selain tergantung selera, pada dasarnya karena penambahan bumbu rempah yang muncul dari kreatifitas pembuatnyalah,sampai akhirnya tercipta beraneka ragam soto. Keanekaragaman Sotopun bisa dari toping atau bahan pelengkapnya. 

        Jika kita perhatikan, soto tergolong agak istimewa, karena ketika kita datang pesan soto di suatu tempat, belum tentu yang kita dapatkan adalah soto yang seperti kita makan di tempat lainnya. Ada yang kuah santan, kuah bening, bahkan kuah kuning. Soto favoritku adalah soto yang kuahnya se-rawa alias dengan banyak kuah dan melimpah suwiran ayamnya. Karena kalau tanpa kuah, bukan soto namanya. Menurutku kekhasannya soto itu terdapat pada kuahnya. Tetapi apapun kuahnya namanya tetap sama yaitu soto. Nama boleh sama, tapi rasa dan penampilan belum tentu sama. Soto milik omjay ini terlihat begitu menggugah selera dengan kuahnya yang kuning dan bertabur suwiran ayam, serta merahnya sambal menambah sedap dipandang.      

       Kuahnya yang disajikan panas biasanya enak ditambah dengan nasi, sambal dan kecap. Namun pastinya dalam menyantap makanan tidak hanya enak yang dibutuhkan, tetapi harus yang memberikan manfaat bagi tubuh. Melihat kandungan yang terdapat dalam soto bermacam-macam, disarankan beri perasan jeruk nipis sebagai penetralisir kadar lemak didalamnya. Penggemar berat soto ayam, akan lebih baik jika seimbangkan dengan makanan seperti buah dan sayuran hijau. Bagiku, soto selain bisa menyembuhkan masuk angin dengan hangat kuahnya, juga bisa jadi obat dikala lapar melanda.    

        Dalam semangkuk soto, terdapat perpaduan antara salad dan sup. Soto adalah bukti nyata bahwa masakan  tidak hanya dibentuk dari satu unsur budaya, melainkan dari pencampuran berbagai budaya dan kreatifitas pemasak. Bayangkan, Indonesia setidaknya memiliki 25 jenis soto di setiap daerah. Olahan bumbu disesuaikan dengan lidah orang Indonesia dari berbagai daerah, maka lahirlah Soto Makasar, Soto Bogor, Soto Betawi, Soto Lamongan, Soto Madura, Soto Banjar, Soto Kudus, dll.

Jumat, 23 Juli 2021

Menjadi GLOWSTIK, yang terkadang harus patah sebelum bersinar

Jumat, 23 Juli 2021 

 ☕ Mari duduk sejenak kita ngo-pi cet-tar (ngobrol pintar tentang cerita-cerita pintar).

 Salam sehat dan bahagia. 

Ada kata yang begitu melekat dibenak ku dari penyampaian narasumber malam ini. “Biarlah tulisanmu menemui takdirnya.” Terpecutlah aku untuk menggerakan jemari ini dan biarlah tulisanku ini menemui takdirnya sendiri. Pengalaman akan hilang jika tidak dituliskan. Maka aku berfikir akan menuliskan pengalaman-pengalaman kecilku yang disemogakan akan menemui takdir hebatnya.

Judul               : PELATIHAN Belajar Menulis PGRI asuhan Omjay

Resume ke-     : 6

Gelombang     : 19 & 20

Tanggal            : 23/07/2021

Tema                : Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Narasumber    : Aam Nurhasanah,S.Pd

                            Moderator       : Maesaroh,M.Pd

           Melihat begitu banyak karya beliau, dan mendengar cerita beliau tentang proses mencapai prestasi tersebut, jelas menimbulkan getaran semangat tersendiri bagi kita untuk semakin belajar menulis agar naik kelas dan berprestasi. Tampil dengan prestasi tentunya harus didasari dengan fakta yang ada. Prestasi mampu membentuk seseorang menjadi orang yang berhasil dalam segala hal dan biasanya dilalui dengan banyak melalui tahapan yang berliku, sering melakukan banyak kesalahan dan rintangan dalam proses pencapaian. Tetapi justru hal itu mengajarkan perjalanan hidup untuk terus berjuang dan menciptakan banyak hal yang berguna bagi orang lain. Seperti pengalaman Ibu AAM, banyak pelajaran yang bisa kita petik dan renungkan.

Malam ini malam pertemuan ke-6 di belajar menulis PGRI. Pertemuan kali ini dinarasumberi oleh Ibu Aam Nurhasanah juara pertama lomba blog nasional PGRI dan moderator Ibu Maesaroh. Kekagumanpun muncul dihati ini begitu melihat profil narasumber malam ini, Bu Aam  https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/01/intip-profilku-yuks.html



Ternyata beliau juga begitu luarbiasa, dengan kegigihan dan hasil prestasi yang dicapai. Selain bercerita tentang pengalamannya, beliau juga memberikan ilmu-ilmunya yang tentunya bermanfaat sekali untuk membuat naik kelas dan berprestasi seperti tema malam ini.

Berikut adalah merupakan buku-buku karya beliau :

 

         Nah, semua kembali kepada diri masing-masing. Untuk memunculkan sesuatu yang positif dan berkualitas itu dimulai dari diri kita sendiri. Pilihlah cara yang baik, dan contohlah orang-orang yang telah menemukan takdir hebatnya. Ingat saja glowstik yang ada dipasar malam, itu tangkai balon warna-warni, terkadang harus patah dahulu sebelum bersinar bukan? Meski jalan penuh liku tetapi tetap harus menghasilkan sebuah prestasi yang dikenang orang lain tanpa cela.

Membaca dan mempelajari berbagai kutipan inspiratif yang berasal dari pengalaman berbagai tokoh maupun orang yang kita kenal seperti narasumber pelatihan belajar menulis PGRI malam ini, yaitu Bu AAM, dapat membantu memberikan motivasi dalam kehidupan kita. Quote yang kita dapat, bisa membuka cara pikir kita secara positif.

Kesimpulanku dari pelatihan yang didapat malam ini agar bisa lulus menulis, kuncinya adalah mainkan kolaborasi, lalu tuangkan inspirasi dan motivasi, kemudian seduh dalam tulisan. Niscaya akan menjadi karya yang lezat.

Saranku, berhenti menyalahkan segalanya, mari kita berkolaborasi, bermimpi lebih dekat dan berharap lebih besar. Kemudian kerjakan dengan lebih dan sepenuh hati, karena menulis akan membuatmu bahagia, jangan pernah menyerah apapun yang terjadi. Syukuri dan hargai hal-hal yang kita miliki. Nikmati dan hargai perubahan dalam kehidupan. Hindari keraguan, karna keraguan adalah musuh terbesar dalam meraih mimpi. Selalu lakukan perubahan kecil ke arah yang lebih baik dan berhentilah hanya ketika kita berhasil mengalahkan tantangan. Kalahkan kebiasaan buruk dan kembangkan kebiasaan baik. Tantangan dan masalah merupakan bahan bakar kesuksesan. Tidak ada kehidupan yang buruk. Semua mimpi bisa diraih. Tidak apa-apa menjadi glowstik, yang terkadang kita harus patah sebelum bersinar. Terimakasih

 


Selamat Jalan Pak EMON


 

 HIDUP GURU..

HIDUP PGRI..

SOLIDARITAS..

YES!!!

Demikianlah jargon-jargon beliau yang sering kami dengar, menambah semangat kami selalu.

Namun begitu, sosoknya akan selalu kami kenang, tentang bagaimana beliau memotivasi kami, menyemangati kami, menasihati kami, membimbing, mendidik, mengarahkan dan entah apalagi kata yang dapat menggambarkan sosok beliau yang begitu menjadi teladan kami. Pak Emon itulah nama yang kami kenal. Bukan hanya sekedar nama, sosoknya sangat luarbiasa terkenang di hati kami. Duka yang begitu dalam pun kami rasakan setelah kepergian beliau. Beberapa waktu lalu sebelum kami dengar kabar beliau sakit, kami masih sempat berfoto bersama di sekolah. dan kami pun masih melihat foto-foto beliau saat berkunjung ke sekolah kami selepas foto bersama waktu itu. Namun sayang entah gunakan kamera siapa kala berfoto itu, jadi saya tidak memiliki arsip kenangan terakhir. Yang masih jelas terekam dibenak saya, beliau begitu sehat, begitu ceria, sempat bertegur sapa, dan alangkah bahagianya hati ini beliau masih hafal dengan menyebut nama. Sedih hati kami kehilangan sosok beliau, beliau adalah pengawas kami, pembimbing kami, teringat kala itu beliau memberikan wejangan-wejangan, sempat masuk di zoom untuk supervisi sekolah kami dan kunjungan PJJ pun selalu memberikan motivasi kepada kami dan siswa-siswi kami, agar kami selalu bersemangat. Innalilahiwainalillahirojiun. Selamat jalan Pak Emon.................... semoga mendapat tempat terbaik disisi Alah SWT. Teriring doa dan penghormatan kami untuk beliau Bpk. Drs. H. Emon Carman, MM ketua PGRI Jakarta Timur dan Korwas Sudindikwil JT 1.  Pak Emon akan selalu kami kenang.

 








Kamis, 22 Juli 2021

AKU KEMANA? Ke OTAK atau Ke HATI?

Halo reader talent yang budiman,
wah...senang sekali bisa muncul kembali..
aku punya banyak hutang nih, belum sempat posting-posting resume, dan dalam waktu dekat akan segera melunasi hutang-hutang ini.



Mudah-mudahan belum telat bermimpi. Karena mimpinya akan meluncurkan 3 buah buku dengan cover berjudul :
1. Cangkir Bu Guru
2. Ratu tak bermahkota dikepala namun bertelapak kaki surga
3. Butir-butir pencerah peradaban bumiku

Ini lucu sekali, karna 1 buku saja belum berhasil digarap, sedangkan mimpinya adalah 3 buah buku. Entah kenapa aku jadi selucu bahkan mungkin seaneh itu. Keanehan ini bermula sejak aku bergabung untuk belajar menulis bersama PGRI dengan asuhan Om Jay. Dampak dari program ini pun membuat aku semangat dan ingin semakin gila bermimpi. Setiap hari, tulisan demi tulisan coba aku rangkai untuk membuktikan bahwa aku memang sedang bermimpi tanpa tahu kapan mimpi ini muncul menjadi karya nyata. Resume demi resume pun coba aku luncurkan, dan mungkin baru meluncur di sini setelah aku berhasil mengingat sandi ini dan saat full kuota.

Kadang, aku melamunkan mimpi-mimpi dan kenangan, kemudian isi lamunanku rasanya ingin melihat masa depan. Seperti apa aku di masa depan?Apa bulan depan aku kaya hingga bisa mentraktir reader talent semua?seperti apa kehidupanku nanti?ataukah aku menjadi seorang tambal ban motor?sementara naik motor saja masih harus degdeg an bertemu pak polisi?
Rasanya lamunanku ini mulai kehilangan sinyal gps, semakin tidak jelas. Dalam lamunanku ada 2 sisi yang berbeda, sisi otak bersenyawakan logika, sisi hati bersenyawakan perasaan. Kadang keduanya suka bermain sendiri-sendiri. Suatu ketika aku memutuskan untuk bermain bersama dan memulai dialog kebangsaan dengan kedua sisi, ya sisi otak dan sisi perasaan, kadang sulit untuk disingkronkan. Tapi tanpa mereka, aku bakal sendirian, menjadi endemik gila di tengah kota nan eksentrik ini. Karena dengan adanya mereka ini menjadi warna tersendiri. Terimakasih otak dan hati. Aku bangga bersama kalian.

Menulis jadi Passion

                                  BERKARYA dengan PASSION Hai kawan literasi, " Hidup itu seperti ketapel , harus mundur dulu keb...